SEKILAS SEMINAR GEOINFORMASI KMTG

           

  Tanggal 19 Oktober 2002 yang lalu , KMTG kita telah mengadakan sebuah seminar dalam rangka menyambut Dies KMTG yang ke-32, seminar yang bertajuk          “Dinamika Pemanfaatan Teknologi Geoinformasi Dalam Perencanaan Wilayah, Kaitannya Dengan Peningkatan Sektor Ekonomi “ ini diselenggarakan di Hotel Santika dan dihadiri oleh 80 an peserta. Setelah  para peserta melakukan registrasi , acara  dimulai dengan sambutan dari ketua panitia, Muhammad Alfath. Dalam sambutannya ketua panitia berharap agar seminar nasional ini akan memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam meningkatkan dan mengembangkan wacana terpadu mengenai teknologi geoinformasi dan terjalinnya kerjasama yang mendukung ke arah perbaikan antara penyedia data, pendesain dan pengguna teknologi geoinformasi.

            Sambutan yang kedua disampaikan Arif Priambodo, selaku ketua KMTG .Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Jurusan Teknik Geodesi, Bpk. Ir. Sumaryo, M.Si. Acara sedianya akan dibuka oleh gubernur DIY , berhubung Sri Sultan  sedang ada acara di luar kota, akhirnya acara dibuka sendiri oleh Bpk. Sumaryo..

            Acara yang sempat molor beberapa menit ini menghadirkan keynote speech  Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah. Namun berhubung menteri ada tugas lain maka diwakili oleh Dirjend Penataan Ruang, Bpk. Ir. Sjarifuddin Akil. Dalam uraiannya beliau mengemukakan program-program Dept. Pemukiman dan Prasarana Wilayah untuk tahun 2003 mendatang . Program-program tersebut antara lain:

1        Pembangunan di kawasan perbatasan yang dilaksanakan di Kalimantan, NTT dan papua, melalui pengembangan kebijakan dan strategi penanganan kawasan perbatasan dan peningkatan kerjasama regional, serta pembangunan  di bidang prasarana wilayah, sumber daya air, perkotaan dan pedesaan serta perumahan permukiman.

2        Pembangunan di pulau-pulau kecil seperti Simulue, Nias, Mentawai , Enggano, Karimun Jawa, Rote dan Sangihe Talaud, Buton melalaui program peningkatan ruas-ruas jalan dan penyediaan air bersih, dan pembangunan jalan lingkar di Alor dan Lembata.

Tepat pada pukul 09.30 pembicara menyelesaikan presentasinya, kemudian acara dilanjutkan dengan coffee break selama 30 menit. Setelah para peserta memasuki ruangan, maka sesi I pun segera dimulai . Untuk sesi I ini makalah disampaikan oleh Bappeda DIY, Bappeda DKI Jakarta, BPN pusat dan Bakosurtanal. Sesi I ini dimoderatori oleh  Suhada.

Dalam urainnya, Dr. Ir. Achmad Djunaedi, MUP. selaku kepala Bappeda DIY yang baru, mengatakan bahwa dibutuhkan proses-proses tertentu untuk dapat merumuskan kebijakan pengembangan wilayah (keruangan), yang meliputi : proses pengumpulan dan pengolahan data, proses analisis, dan proses perumusan. Beliau mengungkapkan beberapa dukungan yang harus tersedia untuk Teknologi Geoinformasi yaitu diantaranya : alat, SDM yang benar-benar berkualitas, data yang dipakai untuk membuat keputusan yang berkualitas, dan  tentunya dana yang memadai.

Sedang Bpk. Ir. Nurfakih dari Bappeda DKI Jakarta  lebih banyak menyampaikan tentang Sistem Informasi Geografis. Beliau mengatakan bahwa informasi itu ada dua jenis yaitu informasi terminal dan informasi spasial. Informasi terminal yang dimaksud adalah jenis informasi, sebagai hasil akhir dari analisa, sedang informasi spasial adalah informasi untuk kepentingan analisa. SIG itu sendiri adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengelola informasi yang sifatnya geografis, sehingga pengelolaannya menjadi lebih efisien. Sedang isi dari SIG itu sendiri bisa bermacam-macam, informasi bumi, iklim , penduduk, tanah, penggunaan tanah, status tanah,  air tanah, bahan galian, harga tanah , lokasi banjir, dll.

Kemudian dari BPN Pusat diwakili oleh Deputi Bidang Sistem Informasi Pertanahan, Chairul Basri, CeS. Dalam makalahnya beliau mengungkapkan bahwa pemanfaatan teknologi SIG dan teknologi sistem informasi pertanahan diyakini telah berkembang kearah penggunaan yang hampir tak terbatas. Teknologi yang pada awalnya digunakan dikalangan dunia akademis ini, kemudian dimanfaatkan oeh kalangan pemerintahan, khususnya yang bergerak dibidang infrastruktur dan pengelolaan data dan informasi spasial serta SDA. Beliau juga mengungkap tentang hambatan utama pemanfaatan geo-data dan geoinformasi di Indonesia adalah masalah kelembagaan, khususnya dalam hal pertukaran data dan berbagi pakai data ( data sharing ) antar instansi dan lembaga pemerintah penyelenggara sistem informasi spasial. Masalah ego sektoral ini menjadi masalah klasik yang menghambat perkembangan teknologi geoinformasi.

Untuk materi yang terakhir dalam sesi I disampaikan oleh Dr. Aris Poniman dari Bakosurtanal. Beliau mengungkap tentang teknologi penginderaan jauh yang semula menggunakan wahana pesawat udara dan kapal, yang sekarang telah berkembang ke teknologi satelit, untuk observasi SDA dan lingkungan. Sehingga secara global, dalam waktu hanya beberapa hari seluruh permukaan bumi dapat diperoleh citra hasil penginderaan jauh. Disamping itu juga teknologi penentuan posisi di bumi ( GPS ) yang mememliki ketelitian yang tinggi. Dengan perkembangan teknologi tersebut , siapapun dapat memperoleh data pengideraan jarak jauh walaupun di Indonesia tidak mengorbitkan sendiri satelit SDA. Demikian pula teknologi SIG yang berkembang sampai pada open GIS ( Open Geographic Information Sistem ) , akan meningkatkan sinergi antar negara dalam pengembangan teknologi SIG dan pemberdayaannya.

Setelah acara penyampaian makalah selesai, peserta diberi kesempatan untuk bertanya pada para pemakalah. Salah seorang penanya dari Dipenda DIY menanyakan tentang kaitan peningkatan sektor ekonomi secara signifikan sehingga benar-benar ada investasi dalam sistem geoinfornasi, pertanyaan ini ditujukan untuk Bappeda dan dijawab oleh Bapak Achmad Djunaedi . Beliau mengatakan bahwa penyediaan peta tematik dasar tentang lokasi suatu daerah bisa dimanfaatkan oleh berbagai sektor untuk pengembangan kawasan industri atau perumahan, sehingga dengan pengembangan kawasan itu bisa meningkatkan gairah perekonomian nasional.

Setelah acara tanya jawab selesai acara dilanjutkan dengan sholat dan makan siang. Tepat pada pukul 13.15 para peserta dimohon untuk masuk kembali ke ruang seminar. Pada Sesi II ini jumlah para peserta sudah nampak berkurang karena beberapa peserta minta izin untuk acara lain. Untuk sesi ke 2 ini pemakah berasal dari instansi GM. PT. Telkom diwakili Devisi Regional IV Jateng dan DIY , PBB dan BPHT , Konsultan Independen Bidang Sistem & Teknologi Informasi.

Pemakalah yang pertama dari Telkom, Ir. H. Akmad Nasri Panggarbesi mengemukakan tentang Geoinformasi dalam Perencanaan Sistem Telekomunikasi. Beliau mengatakan secara umum dalam semua aspek pembangunan telekomunikasi membutuhkan informasi geografis karena sistem telekomunikasi merupakan jaringan yang menggunakan platform area geogarafis yang sangat luas. Secara ideal dalam desain jaringan telekomunikasi membutuhkan survey sehingga didapatkan informasi yang lebih detil dan akurat tapi jika telah tersaji data yang dibutuhkan maka survey hanyalah mencocokkan data dengan keadaan riil di lapangan saja. Sedang permasalahan yang muncul adalah cara yang tepat , akurat serta mudah untuk memperoleh informasi. Karena dalam perencanaan sistem telekomunikasi informasi kewilayahan sangatlah penting untuk membuat perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.

Kemudian dari instansi PBB & BPHT , disampaikan oleh  Agung Budiwibowo, ST.,MT.Dalam menyampaikan makalahnya beliau membuat sebuah software yang sempat membuat para peserta terkagum-kagum. Dalam software ini kita bisa mengetahui langsung letak obyek pajak bisa dalam bentuk peta, bentuk bangunan dan bahkan dalam bentuk filmnya. Rencananya software ini akan di online-kan 2 tahun mendatang.

 Drs. Dr. Petrus Payono, M.Si sebagai konsultan independen Bidang Sistem dan Teknologi Informasi, SIG dan Penginderaan jauh menyampaikan bahwa teknologi geoinformasi yang akhir-akhir ini  semakin berkembang baik  di dunia maupun di Indonesia , perlu diberdayakan dan diberi kesempatan agar mampu mendukung perencanaan wilayah terutama untuk meningkatkan sektor ekonomi. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan teknologi informasi, baik user, provider dari kalangan pemerintahan, perguruan tinggi, swasta, pakar dan LSM hendaknya bekerjasama secara sinergi untuk saling memanfaatkan dan saling tukar data untuk kepentingan bersama demi terwujudnya penyajian data spasial ( geoinformasi ) yang lebih informatif dan komunikatif.

Tepat pada jam 15.15 acara seminar ini selesai dan ditutup langsung oleh moderatornya. Secara garis besar, acara ini berjalan dengan baik dan diharapkan mampu memberi manfaat bagi masing-masing pihak.  [ NN ]