MATA KULIAH TANPA SILABUS???
Oleh
: Daniel AN*
Ukur
tanah khusus ... sepertinya sebuah mata kuliah yang menarik. Setidaknya itulah
yang kami pikirkan (mahasiswa semester akhir) saat KRS beberapa waktu lalu.
Terbayang di benak kami sebuah mata kuliah yang membahas "advanced
surveying", pengenalan teknologi terbaru dalam ukur tanah (syukur-syukur
ada praktikumnya), atau mungkin juga pembahasan tentang pemetaan di daerah
ekstrim, misalnya di lereng terjal, daerah pantai, atau rawa-rawa. Sebuah
pengembangan yang cukup berarti dari materi yang telah kami terima pada mata
kuliah Ilmu Ukur Tanah.
Pada
pertemuan pertemuan pertama dalam perkuliahan, betapa terkejutnya kami ketika
materi yang diberikan adalah plane table! Saat itu kami saling berpandangan dan
bertanya-tanya mengenai materi kuliah... bukankah plane table telah diajarkan
pada semester-semester awal? Dengan
penuh rasa ingin tahu salah seorang mahasiswa menanyakan silabus mata kuliah
Ukur Tanah Khusus kepada dosen pengampu. Jawaban yang diberikan sungguh diluar
dugaan : silabus belum selesai disusun. Kami hanya dapat mengulum senyum
walaupun ada kekecewaan dalam hati.
Tanpa
adanya silabus yang jelas, bagaimana mungkin sebuah mata kuliah dapat
disampaikan dalam proses belajar mengajar? Pada pertemuan berikutnya, diberikan
tugas menerjemahkan serta mempresentasikan beberapa artikel mengenai
produk-produk terbaru alat ukur tanah yang dibuat oleh produsen terkenal,
seperti Leica, Trimble, dan lain-lain. Tujuan dari tugas penerjemahan itu
sebenarnya cukup baik, yaitu memperkenalkan teknologi terbaru dalam bidang
survei pemetaan kepada mahasiswa. Namun, yang perlu disesalkan adalah materi
artikel yang diberikan 100% merupakan materi iklan/promosi produk, dimana isinya
cenderung subjektif dan sangat menonjolkan keunggulan produk, tanpa ada
pembahasan komprehensif tentang berbagai aspek lain dari produk/alat yang
bersangkutan, termasuk juga kelemahan-kelemahannya. Saat mempresentasikan hasl
terjemahan, kami lebih mirip salesman produk-produk tertentu daripada seorang
mahasiswa yang kritis. Dan lagi, tanpa adanya praktikum, tentunya pengenalan
alat ukur terbaru itu tidak lebih dari sekedar "perluasan wawasan"
saja.
Ketidaksesuaian
antara materi yang diharapkan mahasiswa dengan kenyataan materi yang diberikan
saat kuliah merupakan suatu hal yang sangat mengecewakan, terlebih lagi ketika
ternyata silabus pun belum selesai disusun. Alangkah baiknya jika pihak jurusan
memberikan semacam deskripsi atau "preview" untuk setiap mata kuliah
yang ditawarkan, terutama mata kuliah pilihan, sehingga tiap mahasiswa tahu
materi-materi apa saja yang akan didapatkan dalam kuliah. Demikian pula halnya
dengan mata kuliah pilihan, sehingga mahasiswa dapat mengetahui mata kuliah apa
yang sebaiknya diambil, sesuai dengan minat konsentrasi mereka.
Satu
hal yang sangat ditekankan disini adalah kesiapan silabus sebuah mata kuliah
sebelum mata kuliah tersebut ditawarkan pada suatu semester. Apalah yang dapat
diharapkan dari mata kuliah tanpa silabus selain materi-materi "acak"
yang tidak terstruktur, tidak sistematis dan cenderung bersifat
"seadanya". Sekali lagi, adalah sangat penting bagi pihak jurusan
untuk mempersiapkan silabus setiap mata kuliah dengan matang. Semoga pengalaman
pahit yang kami alami adalah yang terakhir terjadi di kampus kita tercinta ini.
* Mahasiswa anggkatan 99